Рэспубліка Беларусь Республика Беларусь Respublika Biełaruś | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|
| ||||||
Motto: — | ||||||
Lagu kebangsaan: My Belarusy | ||||||
Ibu kota (dan kota terbesar) | Minsk | |||||
Bahasa resmi | Belarus, Rusia | |||||
Pemerintahan | Republik | |||||
- | Presiden | Alexander Lukashenko | ||||
- | Perdana Menteri | Sergey Sidorsky | ||||
Kemerdekaan | ||||||
- | - Deklarasi - Pembentukan | Dari Uni Soviet 27 Juli 1990 25 Agustus 1991 | ||||
Luas | ||||||
- | Total | 207,600 km2 (93) | ||||
- | Air (%) | dapat diabaikan | ||||
Penduduk | ||||||
- | Perkiraan September 2006 | 10.293.000 (65) | ||||
- | Sensus 1999 | 9.970.688 | ||||
- | Kepadatan | 49/km2 (142) | ||||
PDB (KKB) | Perkiraan 2005 | |||||
- | Total | US$65,13 miliar (66) | ||||
- | Per kapita | US$6.646 (89) | ||||
Mata uang | Rubel (BYR ) | |||||
Zona waktu | (UTC+2) | |||||
- | Musim panas (DST) | (UTC+3) | ||||
Ranah Internet | .by | |||||
Kode telepon | 375 |
Pada 2 Februari 1386, Adipati Agung Lituania Jogaila dimahkotai sebagai Raja Polandia, dan bersekutu dengan Kadipaten Agung dengan Polandia dalam persatuan perorangan di bawah 1 kekuasaan. Akhirnya persatuan perorangan ini menghasilkan Persemakmuran Polandia-Lituania, sebuah negara baru yang diciptakan pada 1569. Namun dari 1795 negara itu terbagi dan ditaklukkan oleh Kekaisaran Rusia, Prusia dan Austria sebagai hasil Pembagian Persemakmuran Polandia-Lituania. Daerah Belarus tetap menjadi bagian Kekaisaran Rusia hingga dicaplok oleh Jerman selama PD I. Pertama kali Belarus menyatakan kemerdekan pada 25 Maret 1918, membentuk Republik Rakyat Belarus. Namun republik itu berumur pendek, dan segera rezim itu terjungkal setelah penarikan mundur Jerman. Pada 1919 Belarus menjadi Republik Sosialis Soviet Belarus (RSSB), dan setelah Rusia menduduki Lituania timur yang digabungkan menjadi Republik Sosialis Soviet Lituania-Byelorusia. Setelah Perang Polandia Soviet yang berakhir pada 1921, tanah-tanah Byelorusia dipecah antara Polandia dan RSS Byelorusia yang diciptakan kembali, yang menjadi anggota pendiri Persatuan Republik Sosialis Soviet pada 1922. [2] Pada September 1939, Uni Soviet menduduki tanah Byelorusia yang dipegang Polandia sebagai akibat Pakta Molotov-Ribbentrop. [3]
Pada 1941, Jerman Nazi meluncurkan Operasi Barbarossa, menyerang Uni Soviet. Belarus segera dicaplok setelah itu, dan tetap di tangan Nazi hingga 1944. Sebagian besar sarana dan prasarana negeri itu dihancurkan dan sebagian besar penduduknya terbunuh dalam serangan Jerman. Orang Yahudi Belarus disuruh kerja rodi di kamp-kamp konsentrasi. Perlu hingga 1971 penduduk Belarus berjumlah seperti sebelum perang. Namun penduduk Yahudinya tak pernah bertambah.[2] Setelah perang berakhir, Byelorussia ialah di antara 51 penandatangan pendirian PBB pada 1945. Rekonstruksi yang terjadi di Belarus setelah perang membawa kemakmuran relatif dengan Republik Soviet. Selama masa ini, Belarus menjadi pusat manufaktur utama di kawasan barat RSUS. Bertambahnya pekerjaan mengundang imigrasi dari Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia.[3] Semasa Joseph Stalin, kebijakan rusifikasi dimulai untuk "melindungi" RSS Byelorusia dari pengaruh Barat. Kebijakan ini melibatkan pengiriman orang-orang Rusia dari berbagai bagian Uni Soviet dan menempatkan mereka dalam kedudukan kunci dalam pemerintahan RSS Belarus. Penggunaan resmi bahasa Belarus dan segi budaya lainnya juga dibatasi oleh Moskow. Setelah meninggal pada 1953, pengganti Stalin Nikita Khrushchev meneruskan program Rusifikasi, bermula di ibukota RSS Byelorusia, Minsk yang "Makin segera kita semua mulai bercakap bahasa Rusia, makin cepat pula kita akan membangun komunisme."[2]
Pada 1986, sebagian Belarus terpengaruh oleh jatuhan akibat bencana ladang nuklir Chernobyl di negara tetangganya Ukraina. Saat PM Soviet Mikhail Gorbachev memulai rencana Perestroika-nya, orang Belarus memberi petisi padanya pada Desember 1986 yang menjelaskan hilangnya budaya mreka. Peristiwa ini telah disebut oleh para sejarawan sebagai "Chernobyl budaya".[4] Pada Juni 1988, pemakaman massal ditemukan di kota Kurapaty. Pemakaman itu mengandung sekitar 250.000 korban Stalin. Beberapa orang berpendapat bahwa penemuan itu adalah bukti bahwa pemerintah Soviet sedang mencoba menghapus orang Belarus dan menyebabkan beberapa orang mencari kemerdekaan.[5][4] Belarus menyatakan diri berdaulat pada 27 Juli 1990, dan secara resmi RSSB menjadi Republik Belarus pada 25 Agustus 1991, mendapatkan kemerdekaan penuh. Sepanjang masa itu, Stanislav Shushkevich menjadi Ketua Mahkamah Soviet Belarus, kedudukan kepemimpinan teratas di Belarus. Shushkevich, bersama dengan Boris Nikolaevich Yeltsin dari Russia dan Leonid Kravchuk dari Ukraina bertemu pada 8 Desember 1991 di Belavezhskaya Pushcha untuk menyatakan secara resmi pembubaran Uni Soviet dan pembentukan Persemakmuran Negara-negara Merdeka. Sejak 1994, negeri itu telah dipimpin oleh Alexander Lukashenko, yang telah dikritik oleh pemerintah Barat, Human Rights Watch, dan organisasi non-pemerintah lain atas kebijakan dalam negeri ala Sovietnya.
Dari 2005, muncul gerakan di Belarus untuk bersatu kembali dengan Rusia. Pada November 2005, sebuah rancangan konstitusi dikirim ke Vladimir Putin dan Lukashenko untuk direstui.[6] Bersama dengan yang lainnya, gerakan ini ialah bagian dari rencana 1996 yang diciptakan oleh Lukashenko dan mantan Presiden Rusia Boris Yeltsin untuk menciptakan persatuan antara kedua negara.
0 komentar:
Posting Komentar