República del Ecuador | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|
| ||||||
Motto: La Paz y el Bienestar, la Gloria y el Triunfo (Spanyol: "Kedamaian dan Kesejahteraan, Kejayaan dan Kemenangan") | ||||||
Lagu kebangsaan: Salve, Oh Patria | ||||||
Ibu kota | Quito | |||||
Kota terbesar | Guayaquil | |||||
Bahasa resmi | Spanyol | |||||
Pemerintahan | Republik | |||||
- | Presiden | Rafael Correa | ||||
- | Wakil Presiden | Lenín Moreno | ||||
Kemerdekaan | ||||||
- | - Dari Spanyol | 24 Mei 1822 | ||||
Luas | ||||||
- | Total | 283,560 km2 (72) | ||||
- | Air (%) | 8,8% | ||||
Penduduk | ||||||
- | Perkiraan 2006 | 13.215.089 (65) | ||||
- | Sensus - | - | ||||
- | Kepadatan | 47/km2 (124) | ||||
PDB (KKB) | Perkiraan 2005 | |||||
- | Total | US$53,19 miliar (71) | ||||
- | Per kapita | US$4.083 (114) | ||||
Mata uang | Dolar AS 1 (USD ) | |||||
Zona waktu | (UTC-5) | |||||
- | Musim panas (DST) | (UTC-5) | ||||
Ranah Internet | .ec | |||||
Kode telepon | 593 | |||||
1. Sucre hingga 2000. |
Kekaisaran Inka terbagi atas 2 bagian yaitu Atahualpa dengan ibukotanya Quito dan Huascar dengan ibukota Cusco.
Lalu pelayar Spanyol bernama Francisco Pizarro tiba di Kekaisaran Inka dan bermulalah perang saudara. Atahualpa setuju menerima bantuan Spanyol untuk menghadapi seterusnya Huascar.
Melalui tipu muslihat, Spanyol menguasai pelabuhan di Cajamarca, dan menangkap Atahualpa saat Perang Cajamarca dan menjadikannya sebagai tebusan dan menuntut sejumlah emas jika mau dibebaskan. Ketika masih ditahan, Atahualpa merencanakan pembunuhan kakandanya Huascar di Cusco. Kemudian Spanyol berhasil menguasai Kekaisaran Inka .
Tentara Spanyol telah membayar semua meriam tentara Kekaisaran Inka dan sebuah koloni dibangun sebagai pusat pemerintahan yang terletak di Peru.
Semua penduduk asli dipaksa menjadi pekerja rodi bagi tuan tanah keturunan Spanyol ini. Tahun 1563, Quito mempunyai wakil di Spanyol dan sebagian Peru dilantik Gubernur/Wuzurai. Ibukotanya terletak di kota Lima kini.
Hampir 300 tahun penjajahan Spanyol, Quito mempunyai penduduk sebanyak 10.000 dan tahun 1822 Ekuador menyertai Simón Bolívar membentuk Republik Besar Kolombia. Kemudian Ekuador berpisah pada tahun 1830.
Pada abad ke-19 Gabriel Garcia Moreno membentuk negara ini tahun 1860 dengan bantuan Gereja Katolik Roma.
Pada akhir 1800-an permintaan buah cokelat mendadak naik di seluruh dunia dan menjadi ekspor utama Ekuador, yang banyak mengundang penduduk dari tanah tinggi ke tepian pantai untuk menjadi pekerja ladang-ladang tuan tanah Spanyol ini.
Revolusi 1895 yang dipimpin Eloy Alfaro telah mengurangi kekuasaan pemerintah. Perebutan kekuasaan militer berlaku pada tahun 1925. Tahun-tahun 1930-an dan 1940-an diperintah oleh José María Velasco Ibarra.
Antara 1904 dan 1942, Ekuador kehilangan wilayah dalam rentetan konflik dengan tetangganya.
Pada 1941 sebuah konflik wilayah dimulai antara Ekuador dan Peru. Pada bulan Juli 1941, 11.681 tentara Peru berperang dengan tentara Ekuador sebanyak 5.300 orang di selatan. Pada tanggal 5 Juli 1941 tentara Peru menyeberangi Sungai Zarumilla di Ekuador. Pada tanggal 23 Juli 1941, sekali lagi tentara Peru menyeberangi Sungai Zarumilla dan memasuki wilayah El Oro. Seterusnya menguasai wilayah Loja. Peru menyegel Pelabuhan Guayaquil dan menyegel perbekalan kepada pasukan Ekuador. Atas tekanan Amerika Serikat dan beberapa negara Amerika Latin, Peru dan Ekuador menandatangani Protokol Rio pada 29 Januari 1942 dalam usaha berhadapan dengan Blok Poros semasa Perang Dunia Kedua. Beberapa wilayah telah diserahkan kepada Peru. Lihat Insiden Paquisha dan Perang Cenepa.
Pada tahun 1960-an pekerja asing membangun industri minyak di wilayah Amazon kcuador. Komunitas Andes memasang pipa minyak dari timur ke pelabuhan dan menjadikan Ekuador penghasil minyak kedua besar di Amerika Selatan.
Pada tahun 1960-an junta tentara mengadakan perebutan kekuasaan. Pada tahun 1979 demokrasi dipulihkan kembali.
Pada tahun 1982 pemerintahan berhadapan dengan krisis ekonomi, inflasi, penyusutan belanja, nilai mata uang merosot, industri lumpuh dan pemerintahan tidak lagi stabil.
Salah urus oleh regim tentara pada tahun 1970-an menyebabkan Ekuador ketinggalan dibandingkan negara-negara tetangganya.
Beberapa perang kembali terjadi hingga 26 Oktober 1999 ketika para presiden, Jamil Mahuad (Ekuador) dan Alberto Fujimori (Peru) menanda tangani "Acta de Brasilia". Peru memberikan 1 kilometer persegi (yang disebut "Tiwintza") kepada Ekuador dalam wilayahnya di mana 14 tentara dimakamkan; selain itu keduanya juga menanda tangani persetujuan perdagangan dan navigasi di mana Ekuador mendapatkan hak navigasi tak terbatas di Sungai Amazon.
Pada bulan April 2005 Kongres Ekuador memilih Lucio Edwin Gutiérrez Borbúa sebagai presiden. Kemudian Wakil Presiden Luis Alfredo Palacio González mengambil alih jabatannya hingga pemilihan tahun 2006.
0 komentar:
Posting Komentar