República de Angola | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|
| ||||||
Motto: — | ||||||
Lagu kebangsaan: Angola Avante! | ||||||
Ibu kota (dan kota terbesar) | Luanda | |||||
Bahasa resmi | Portugis | |||||
Pemerintahan | Demokrasi multi-partai | |||||
- | Presiden | José Eduardo dos Santos | ||||
- | Perdana Menteri | Paulo Kassoma | ||||
Kemerdekaan | ||||||
- | - Tanggal | Dari Portugal 11 November 1975 | ||||
Luas | ||||||
- | Total | 1,246,700 km2 (22) | ||||
- | Air (%) | dapat dihiraukan | ||||
Penduduk | ||||||
- | Perkiraan 2006 | 13.500.000 (72) | ||||
- | Kepadatan | 8/km2 (176) | ||||
PDB (KKB) | Perkiraan 2005 | |||||
- | Total | US$36,78 miliar (85) | ||||
- | Per kapita | US$2.457 (134) | ||||
Mata uang | Kwanza (AOA ) | |||||
Zona waktu | (UTC+1) | |||||
- | Musim panas (DST) | (UTC+1) | ||||
Ranah Internet | .ao | |||||
Kode telepon | 244 |
Pada 1648 Portugal mengambil kembali Luanda dan mengawali proses penaklukan militer di negara Kongo dan Ndongo yang berakhir dengan kemenangan Portugis pada 1671. Kendali administratif penuh Portugis atas urusan dalam negeri tidak terjadi sampai awal abad ke-20. Pada1951 koloni itu dibenahi kembali sebagai provinsi seberang lautan, juga disebut Afrika Barat Portugis. Saat Portugal menolak proses dekolonisasi decolonization 3 gerakan kemerdekaan bermunculan:
- Gerakan Rakyat untuk Pembebasan Angola (Movimento Popular de Libertação de Angola MPLA), yang berbasis di Kimbundu dan kaum terpelajar ras campuran Luanda, berhubungan dengan partai komunis di Portugal dan Blok Timur;
- Front Pembebasan Nasional Angola (Frente Nacional de Libertação de Angola, FNLA), dengan dasar etnis di kawasan Bakongo di utara dan berhubungan dengan Amerika Serikat dan rezim Mobutu di Zaire; dan
- Persatuan Nasional untuk Kemerdekaan Total Angola (União Nacional para a Independência Total de Angola, UNITA), dipimpin oleh Jonas Malheiro Savimbi dengan basis etnis dan tempat di jantung kota Ovimbundu di tengah negeri.
Pada 1976, FNLA dikalahkan oleh gabungan MPLA dan pasukan Kuba, meninggalkan UNITA (dideking oleh Amerika Serikat dan AfSel) dan MPLA yang Marxis berseteru untuk kekuasaan.
Konflikpun pecah, dipicu oleh geopolitik Perang Dingin dan oleh kemampuan kedua partai itu mengakses SDA Angola. MPLA melahirkan pajak atas SDA minyak lepas pantai, sedangkan UNITA mengakses berlian aluvial yang dengan mudah diselundupkan melalui perbatasan negeri itu yang keropos (LeBillon, 1999).
Pada 1991, faksi-faksi itu menyetujui Persetujuan Bicesse yang mengubah Angola menjadi negara multipartai, namun setelah presiden saat itu (dan kini) Jose Eduardo dos Santos dari MPLA memenangkan pemilihan yang diawasi PBB, UNITA menyatakan adanya penipuan dan perang pecah kembali.
Persetujuan damai 1994 (protokol Lusaka) antara pemerintah dan UNITA menyediakan integrasi bekas pemberontak UNITA ke dalam pemerintahan. Pemerintahan persatuan nasional dibentuk pada 1997, namun perang meletus lagi pada akhir 1998, meninggalkan jutaan ribu orang tuna wisma. Presiden José Eduardo dos Santos mencabut fungsi tetap instansi demokrasi akibat konflik.
Pada 22 Februari 2002, Jonas Savimbi, pemimpin UNITA, ditembak mati dan gencatan senjata dicapai antara 2 faksi. UNITA membubarkan sayap bersenjatanya dan menerima peran partai oposisi utama. Meski nampaknya keadaan politik negeri itu akan kembali pulih, presiden dos Santos tetap tidak mengizinkan proses demokrasi tetap terjadi. Di antara masalah utama Angola ialah krisis kemanusiaan yang serius (akibat perang berkepanjangan), berlimpahnya pertambangan, dan aksi gerakan gerilya yang berperang buat kemerdekaan eksklaf Kabinda yang terletak di utara (Frente para a Libertação do Enclave de Cabinda). Akhirnya Angola menjadi salah satu dari sedikitnya negara Afrika yang bergabung dengan blok Soviet dan menjadi komunis, bersama dengan koloni Portugis Mozambique.
Angola, seperti banyak negara Sub-Sahara, ialah tempat berjangkitnya penyakit menular secara perodik. Pada April 2005, Angola di tengah-tengah berjangkitnya virus Marburg yang dengan cepat menjadi tempat berjangkitnya penyakit berdarah terburuk dalam catatan sejarah, dengan lebih dari 237 orang mati dilaporkan dari 261 kasus yang dilaporkan, dan telah menyebar ke 7 dari 18 provinsi dari 19 April 2005.
0 komentar:
Posting Komentar